Kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) menurut link slot gacor hari ini para pengamat, ini perlu untuk dilihat sebagai kesempatan dalam mendukung proses pendidikan. Kehadiran dari AI ini memang menimbulkan kekhawatiran pada bidang pendidikan yang dinilai akan menggantikan peran dari para guru atau dosen.
Stevanus Wisnu Wijaya yang merupakan Dekan Sekolah STEM Universitas Prasetiya Mulya menyebutkan bahwa kekhawatiran ini dapat disikapi secara positif.
“Kehadiran AI jangan dilihat sebagai sebuah ancaman, justru sebagai sebuah kesempatan untuk mendukung proses pendidikan,” Ucap Stevanus.
Menurut Stevanus, AI memiliki manfaat sebagai sumber pengetahuan dalam membangun inovasi yang baru. Stevanus pun menekankan bahwa kecerdasan buatan ini dapat memberikan pengalaman belajar yang baik dan menarik untuk siswa jika dimanfaatkan dengan baik.
Kalau dimanfaatkan dengan baik, maka nantinya para siswa dapat terdorong untuk menjadi lebih kreatif. Akhirnya, siswa pun diharapkan untuk ikut berperan di dalam perkembangan teknologi dengan menjadi co-creactor dan inovator dari berbagai teknologi baru.
Ia menambahkan bahwa kecerdasan buatan ini juga dapat berpotensi sebagai alat dalam menganalisis data yang bermanfaat untuk guru, seperti membuat pemetaan minat dan bakat dari para siswa, sehingga merancang model pembelajaran.
“Kehadiran AI akan mendorong banyak inovasi di bidang pendidikan,” ujar dia.
Berdasarkan kepada survei yang dilakukan oleh Pusat Studi Kebangsaan Indonesia Universitas Prasetiya Mulya, mayoritas dari para responden ini belajar melalui internet dan media sosial. Sedangkan sisanya sebanyak 26% menjawab bahwa mereka belajar dari kelas dan 16 persen lainnya dari buku.
Mengenai hal itu, Noer Hassan Wirajuda yang merupakan Dekan Sekolah Hukum dan Studi Internasional Universitas Prasetiya Mulya mengingatkan para pendidik peka dalam melihat tren di dalam proses pembelajaran. Surbei ini memperlihatkan tren baru yang dapat menjadi tantangan dan juga peluang untuk pendidik.
“Guru perlu mengembangkan metode baru dalam pembelajaran yang lebih interaktif, tanpa mengurangi kualitas muatan ilmu yang disampaikan,” kata dia.
Selain itu Hassan juga mengingatkan agar nantinya para pendidik atau pun dosen harus siap mengharapi perubahan yang terjadi dan menangkap keinginan dari para anak didiknya. Hasil survei ini menginginkan proses pembelajaran yang lenih terasa interaitif.
Hassan juga mencontohkan para pendidik untuk memanfaatkan media sosial, sehingga teknologi dari metaverse untuk memberikan materi pendidikan secara multimedia. Dengan demikian, proses belajar siswa menjadi terasa lebih menarik.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.