Rekomendasi hotel ramah lingkungan ini aku tulis menurut pengalaman pribadi menginap di beberapa hotel hal yang demikian. Kebetulan aku suka sekali staycation kalau ada peluang emas, seperti seumpama sedang bisa voucher menginap atau sedang meniru suami bekerja.
Kali kali aku menginap di hotel area Jawa Timur karena kebanyakan acara juga berlangsung di Jawa Timur. Tapi, aku juga memberikan anjuran hotel di luar Jawa Timur. Anjuran hotel ramah lingkungan dari aku ada:
- eL Hotel Banyuwangi
- Illira Hotel Banyuwangi
- Hotel Harris Malang
- Ijen Suites Hotel Malang
- Favehotel Kediri
- The Alana Hotel Malioboro Jogja
Indikator Hotel Ramah Lingkungan
Ada beberapa indikator hotel ramah lingkungan yang aku skor. Pertama, memberikan anjuran untuk menghemat air dan penerapan handuk di kamar. Kebanyakan hotel telah menggunakan ini, umumnya kau bisa menemui berupa sticker yang direkatkan di dekat wastafel kamar mandi. Artikelnya umumnya ajakan untuk tidak boros air, tidak acap kali-acap kali minta ganti handuk, dan menghemat listrik di kamar terlebih ketika kamar sedang tidak diaplikasikan.
Kedua, menyediakan air kemasan dalam bentuk botol plastik daur ulang. Sebagian brand air mineral telah menggunakan kebijakan botol daur ulang. Tak tentu lebih baik daripada air mineral yang tidak menggunakan konsep plastik daur ulang. Opsi lainnya, adakalanya ada hotel yang memberikan botol kaca. Ada pula yang mempunyai metode menyediakan wadah air supaya bisa diisi sendiri melewati dispenser yang tersedia pada beberapa spot.
Ketiga, mempunyai area ruang terbuka hijau yang cukup. Zona terbuka hijau ini kecuali memberikan estetika tersendiri, juga benar-benar baik untuk peredaran udara di sekitar. Kita pun sebagai tetamu tentu nyaman, kan?
Keempat, mempunyai peredaran udara kamar yang baik. Saya drbagchi.com kalau siang hari di hotel umumnya jarang menggunakan AC. Apalagi kalau hotel ada balkon dan peredaran udara cukup baik, aku umumnya mematikan AC dan memperbolehkan kamar menerima udara alami dari luar.
Kelima, lokasi yang strategis dengan pusat keramaian atau tempat tamasya. Dengan begini, kita tidak perlu naik alat transportasi untuk menempuh lokasi tamasya. Cukup berjalan kaki atau bisa naik becak saja.
Keenam, menyediakan minuman pembuka berupa minuman khas tempat lokal. Seringkali di dekat resepsionis, kita menerima suguhan berupa minuman sambil menunggu waktu check in. Nah, adakalanya ada beberapa hotel yang memberikan minuman lokal. Tak tentu benar-benar baik untuk menyokong pertanian lokal, UMKM lokal, dan kebiasaan lokal.
Ketujuh, menyediakan pilihan menginap tanpa sarapan. Ada beberapa traveler yang sukanya sarapan dengan mencari kuliner lokal. Karena hanya itu, ada pula yang menginap di hotel hanya untuk tidur saja, dan wajib kembali melakukan perjalanan sebelum waktu sarapan (ini pengalaman pribadi sih). Oleh karena itu, sebaiknya hotel juga menyediakan pilihan menginap tanpa sarapan (bed only). kecuali lebih hemat, tentu jadi mengurangi makanan yang terbuang sia-sia, bukan?